Buka Kesadaran, Bangun Masa Depan Demokrasi dari Sekolah

Wonogiri – Rabu (30/7) menjadi momentum awal kolaborasi strategis antara Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Wonogiri dan SMK Negeri 1 Giritontro melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dalam program “Bawaslu Mengajar”.

Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi langkah konkret dalam mengimplementasikan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, khususnya kewajiban Bawaslu dalam memberikan pendidikan politik dan demokrasi kepada pemilih pemula.

"Tujuan kami jelas: membentuk pemilih cerdas dan mendorong lahirnya pengawas partisipatif dari kalangan pelajar. Ini bagian dari tanggung jawab konstitusional Bawaslu," tegas Slamet Mugiyono, selaku perwakilan Bawaslu Kabupaten Wonogiri saat memberikan sambutan.

Program ini dirancang untuk berjalan berkelanjutan dengan target enam kali pertemuan dalam satu tahun, atau satu kali setiap bulan. Dalam pelaksanaannya, Bawaslu juga berkomitmen menyiapkan materi edukatif yang sesuai dengan karakteristik pemilih pemula.

Data menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Wonogiri hanya mencapai 63 persen. Tak hanya itu, surat suara tidak sah mencapai 25.599 lembar atau sekitar 4,35% dari DPT. Kondisi ini menjadi cerminan bahwa masih terdapat persoalan dalam kesadaran berdemokrasi masyarakat.

Kepala SMK Negeri 1 Giritontro menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan kesiapan sekolah untuk berkolaborasi. Namun, pihaknya juga menyoroti pentingnya kejelasan keberlanjutan program dan sumber anggarannya.

“Kami sangat terbuka untuk kerjasama ini, namun perlu kejelasan, apakah program akan terus dilaksanakan dan nantinya pembiayaannya seperti apa? Karena anggaran sekolah sudah ditetapkan sejak awal tahun,” ujar Kepala Sekolah SMK N 1 Giritontro dalam forum dialog.

Sinergi antara lembaga pengawas pemilu dan institusi pendidikan ini diharapkan menjadi contoh baik dalam membangun demokrasi dari level akar rumput, yakni generasi muda sebagai pemilih masa depan.